Indonesia
pada saat ini mengalami permasalahan masalah gizi ganda, di mana
ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan gizi
lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit - penyakit infeksi, maka
gizi lebih (overweight) atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal munculnya
kelompok penyakit-penyakit degenerative / non infeksi (Non Communicable Diseases).
Masalah kegemukan/gizi lebih banyak dialami oleh beberapa golongan masyarakat, antara lain balita, anak sekolah, remaja, orang dewasa,orang lanjut usia. Gizi lebih pada umumnya adalah berat badan yang relatif berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi pada usia yang sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Istilah awam gizi lebih ini juga disebut kegemukan, sedangkan karena kelebihan berat disebut overweight. Untuk gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas. Anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak sebayanya, bukan disebut obesitas.
Masalah kegemukan/gizi lebih banyak dialami oleh beberapa golongan masyarakat, antara lain balita, anak sekolah, remaja, orang dewasa,orang lanjut usia. Gizi lebih pada umumnya adalah berat badan yang relatif berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi pada usia yang sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Istilah awam gizi lebih ini juga disebut kegemukan, sedangkan karena kelebihan berat disebut overweight. Untuk gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas. Anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak sebayanya, bukan disebut obesitas.
1
|
Hasil
penelitian Husaini (2005), mengemukakan bahwa dari 50
anak laki-laki yang mengalami gizi lebih 86% akan tetap obesitas hingga dewasa
dan dari 50 anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80%
hingga dewasa. Obesitas terjadi kebanyakan di kota – kota besar, Meilany
(2002) mengemukakan bahwa prevalensi obesitas
pada anak di tiga Sekolah Dasar swasta di Jakarta Timur sebesar 27,5 %.
Dari fakta-fakta yang dikemukakan diatas, sudah jelas bahwa saat ini kegemukkan pada anak sudah menjadi salah satu masalah gizi yang tidak patut lagi untuk dibanggakan. kebanyakan orang tua saat ini merasa bangga karena memiliki anak yang gemuk. Padahal dibalik itu semua mengintai masalah-masalah kesehatan baru yang akan muncul saat anak menginjak usia dewasa nantinya. Karena obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi
obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik serta penyakit degeneratif dikemudian hari. Profil lipid darah pada anak obesitas
menyerupai profil lipid pada penyakit kardiovaskuler dan anak yang obesitas
mempunyai risiko hipertensi lebih besar.
Oleh karena itu, awasi dan jaga status gizi anak anda sejak dini agar selalu dalam keadaan yang baik atau normal. Teratur datang ke posyandu atau melakukan pemeriksaan rutin ke dokter anak atau ahli gizi untuk mendapatkan invormasi yang update mengenai status gizi anak anda.
Oleh karena itu, awasi dan jaga status gizi anak anda sejak dini agar selalu dalam keadaan yang baik atau normal. Teratur datang ke posyandu atau melakukan pemeriksaan rutin ke dokter anak atau ahli gizi untuk mendapatkan invormasi yang update mengenai status gizi anak anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar